Selasa, 07 Juni 2016

Symptom

PSIKOANALISA SYARIAH #3
oleh Ali Antoni

Saya masih penasaran ngobrolin tentang symptom dlm dunia psikoanalisa. Dari penjelasan nomor dua, saya ingin menambahkan, bahwa symptom itu seperti Anda lihat gunung berapi dari jauh. Tampak samar2, padahal aslinya jauh lebih gede banget, dan adanya gunung itu, timbul karena aktifitas vulkanik di dalam gunung yg menggelegak.

Namun dari jauh, kita gak ngerti aktifitas dapur magma-nya, kecualinyang paham/pengawas gunung api tersebut, orang taunya gunung itu cuma tegak gagah dlm keangkuhannya yg sepi.

Symptom hampir nampak semacam itu, orang cuma bisa liat permukaannya saja. Bagi yg tau, dia akan mengerti gelegak di dalamnya.

Misal contoh ringan, kalau kita perhatikan, postingan yg berbobot dan penuh keilmuan, hampir rata2 sepi peminat, tak ada yg fenomenal di dunia maya, kecuali yg ngajak rusuh, bertengkar, pecah belah, dan ribut enggak karuan.

Nah ini adalah symptom yang jelas dari negara ini. Jelas gagal, dari warga negara-nya saja sudah enggak bisa memilih mana yg bermanfaat. Mrk lebih suka menghabiskan waktunya untuk debat dan maki-maki, daripada sinau macam di sini.

Makanya perintah agama pertama, iqra', suruh sinau, bukan perang, bukan menunjukkan kegagahan yg kosong.

Lalu selain symptom negara gagal, gejala senang ribut ini krn kita tak punya kebanggaan lain. Negara yg warganya hidup produktif, tak sempat bisa diadu di belah, apalagi tunjangan hidupnya cukup buat sejahtera.

Nah, kita? Banyak yg kecewa, baik minim pendapatan, atau dapat banyak tp dengan cara kotor. Dua2nya ini jelas mempengaruhi psikologi manusia. Yg bisa memecah belah maka akan mengadu domba, yg enggak punya digdaya, siap diinjak dan diajak perang. Karena malas mikir, mrk butuh pelampiasan.

Bahkan pelampiasan yg senang sekalipun, di bbrp tempat, misal acara dangdutan, ttp rawan kriminal. Krn mereka hatinya sama2 tdk rela, sama2 melihat celah bisa mencelakai. Terusik sedikit, babat.

Negara mutungan, tak bijaksana sejak dalam pikiran. Kalo meu menelisik lebih ja uh, selain kesalahan negara, ya ketemunya nanti pola didik, pola hubungan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

Ada masalah besar di sana, misal anak terlalu dimanja, terlalu dikekang, terlalu diumbar, dan tak ada porsi dialog yg sehat.

Kalau komunikasi dlm keluarga bagus, jarang ada seseorang menjadi pribadi yg beringas.

****
Maaf kalau isinya kurang membahagiakan bagi yang suka jalan pedang, drpd mati konyol, mari kita bareng2 cari jalan terang.

Salam sinau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar