Rabu, 29 April 2020

Suara Hati Anak Sekolah Lewat Doa Puisi Corona Dan Lagu Matahariku (SDN ...

Catatan Sebuah Proses WEKA Chanel Youtube Nardi Wijaya April 2020

Begitu banyak bertaburan ayat2 di semesta raya, manusia tinggal pilih dan petik satu saja yg bisa membuat hidup bahagia. Tuhan slalu mengikuti prasangka semua hambaNya. 

Meski paitt dan sulit kenyataan hidup ini harus di hadapi, tak peduli lagi walau cuma akar rumput ilallang sebagai pegangan, tetapi teguhkanlah niat hati dan tekad yg kuat untuk berserah pasrah fokus hanya pada Tuhan. 

Hikmah dan berkah dari pengalaman proses getir, pedihnya kehidupan, usaha ikhtiar manusia itu cuma 1 sampai maksimal 10%, komparasii dari kapasitas 10% dari 100% kemampuan otak manusia, 10% itu Istimewa super2 genius. 

Orang keq saya itu yg gak pernah sekolah akademik bisa explor total 1-3% saja sdh fokus poll2an, dan selebihnya banyak kerja Tangan2 Tuhan yg di luar nalar dan logika manusia. 

Satu2nya pengalaman 20th tempur dilapangan  jls sdh tak lagi bisa kubangga2kan, dan masih tambah 5th lagi tetap saja di andaikan, dan terpaksa sudah saya kubur dalam2 dan tinggalkan, karena bukan sukses yg aku dapatkan dan selama ini sy impi2kan, tapi malah usaha kolap bangkrut dan jebur jurang!! 

Meskipun jujur teman2, hikmah dari proses paitt getirnya kehidupan ini tetaplah menjadi guru pengalaman kehidupan, tapi muara inti dan akar persoalanku waktu itu adalah salah semua yg dikemas dengan ambisi berharap akan terjadi lompatan perubahan. 

Ekonomi adalah faktor katalis terbesar dalam proses kegelisahanku dulu dalam pencarian hakekat ke_Tuhan_an, sampai usai 15th sudah kutinggalkan kampung halaman, saat2 manis mengenyam pendidikan dibangku sekolahan tak pernah kudapatkan dan rasakan. 

Saya protes, saya berontak dengan keadaan kala itu, saya benci dan marah pada diri sendiri hingga dampaknya saya malu, minder dan sangat tidak percaya diri sekali. Bahkan ketika sy pulang kampung dari perantauan saya mengurung diri sendiri di Rumah aja. 

Pasti ini ada yg salah, ada yg gak beres dlm proses panjang pencarian jati diri, energi ketidakpuasan itu sy lampiaskan pada setiap kegiatan dan pekerjaan bakulan teman2, saya frontal, radikal (kala itu belum kenal kipdefayer poll2an!!) tapi secara ruh dan spirit energinya gak jauh beda, dampak sosialnya sy lebih fighter untuk terus berkarya dengan bidang apapun saja, mau gengsi gak ada pilihan. 

Entahlah, nek tak pikir2 sekarang ketika masih terus fokus bakulan, cuma duduk kebal kebul uduttan tiap malam, nunggu setia pelanggan2 datang saya sering cuma cengar2ir doang. Kok bisa yach? Pertanyaan itu sering muncul tiba2 dan sy sendiri juga gak bisa jawan!? 

Makanya, daripada melamun mikir yg bukan2 sy manfaatin sela jeda waktu sambil rutin tekun tlaten istiqomah bakulan buka pagi tutup malam, sejak 6bln lalu saya buat konten Youtube, coba daya bagikan sedikit pengalaman kehidupan ini semoga saja ada kemanfaatan buat teman2.

Satu2nya yg belum saya dapatkan cuma Mitosnya saja dari teman2, untuk isi tema konten sengaja saya pilih forum sinau, yg gak marketebel dan sepi peminatnya, karena orang umum dan kebanyakan maunya yg simple, gak mau ribet, tapi alhamdulillah dan saya bisa sangat menikmati semua proses itu. 

Jelas, alasannya gak ada satupun yg hilang, sy tetap bisa terus fokus usaha bakulan dan doble saya dapat bonus bisa sinau dan belajar terus setiap saat setiap waktu yg jadi mimpi dan cita2ku waktu kecil dulu yg gak kudapatkan.

Untuk sikap dalam hal itu alhamdulillah sy sangat kaya diberi kemampuan untuk mengolah data apa saja yg bertebaran di semesta raya, untuk orang umum dan kebanyakan itu biasa2 saja, tapi bagiku itu adalah Mutiara Ilmu yg sangat Istimewa. 

"Begitu banyak bertaburan ayat2 di semesta raya, manusia tinggal pilih dan petik satu saja yg bisa membuat hidup bahagia. Tuhan slalu mengikuti prasangka semua hambaNya!!"

#CatatanSebuahProses \M/
Fotto comot karya kang Kumbalaseta**
(Moga suatu saat nanti sy juga kebagian kesempatan untuk mendapatkan spirit dan energi proses panjang jalan hidupnya!!)

Sabtu, 18 April 2020

Sinau Karo Watu

Jangan Malu, sinau karo Watu!! 

"Senajan metune soko silite Kyai, nek tai yo di buang rek !! Tapi kosok baline : senajan metune soko silite pithik, nek endog yo di pangan"

Berangkat dari filosofi di atas manusia hidup di tuntut untuk selalu arif dan bijaksana dalam menilai dan memaknai apapun ajah yang ada di sekitar kita. Taddabur alam, bersinergi dengan alam sudah sepantasnya kita lakukan sebagai bentuk rasa syukur atas kebaikannya selama ini kepada manusia. 

Sebenarnya memang tak ada yang istimewa yang ada di sekitar hidup kita ini, cuma terkadang manusia suka berlebihan dalam menilai segala sesuatu berdasarkan kebutuhannya, senang atau tidak senangnya, sehingga sesuatu yang sangat kecil, biasa dan sederhana sering kita abaikan begitu saja.

"Watu seng sabendino di sempar samparin no pinggir ndalanpun bisa saja memberi pengajaran "

Kerikil atau batu kecil itu, hampir sepanjang  hari di injak injak ribuan orang, terkadang juga di lewati kendaraan berat yang berlalu lalang, tetapi batu kecil itu tak pernah mengeluh. Di buat aspal jalan raya mau, di pake buat "Talut" di pinggir jalan raya, juga terima. Di buat "Ngecor" pondasi dan tiang tiang bangunan rumahpun, yah, enjoy enjoy saja. Bahkan bangunan rumah itu semakin terlihat kokoh dan gagah karena keberadaannya, nyaman dan aman bagi siapapun penghuninya. Semakin sulit batu itu dibentuk, maka akan semakin tinggi pulalah nilai esteticanya.

Ketika kita lewat di pinggir kali, kita lihat ibu ibu setengah baya, sedang mencuci baju dan pakaiannya di atas batu itu juga tetap diam ikhlas menerimanya. Bahkan di jadikan manusia sebagai "pancatan Ngisingpun", batu tak pernah mau berontak. Akan tetapi tak bisa dipungkiri, bahwa batu itu tetap saja tak dapat dipisahkan, selalu menjadi satu bagian yang utuh dari keindahan pemandangan alam semesta.

Entah kebetulan atau entah karena keteguhan hatinya :

"'Nek tanah watu, senajan tho mung trimo watu nek arep di angkat 'Derajade' karo Gusti Alloh yoo ora kurang dalan, Opo meneh menungso!!"

Waktu tiba musim penghujan, akhirnya banjir bandangpun datang. Batu itu terseret jauhh meninggalkan tempatnya oleh arus yang sangat besar, hingga akhirnya Batu itu secara tidak sengaja di temukan oleh seorang ahli tukang pahat ukir batu. Di angkatlah batu itu dengan mengunakan berbagai alat berat, dan di pindahkannya ke rumah tempat tinggal ahli pahat batu.

Sejak saat itu, hampir di sepanjang hari siang dan malam, terjadi sinergi, terjadi komunikasi bathin antara batu dengan si ahli pahat itu. Ternyata lelaki setengah tua itu bukan orang sembarangan. Sampai pada suatu ketika, datanglah pelanggan seorang pejabat yang sangat berkuasa saat itu. Sejak pertama datang dan melihat hasil seni si tukang pahat batu itu, langsung tertarik dan jatuh cinta pada pandangan pertama. 

Setelah terjadi komunikasi dan negosiasi yang cukup panjang dan alot, akhirnya sepakat dan mufakat. Batu yang sudah selesai di pahat dan di ukir indah elok dan menawan itu akan di bawa ke kota. Dan secara kebetullan di kota akan di bangun sebuah Monumen Besar,  tepat di tengah tengah kota. Batu itu akan menjadi 'Maskot' dan menempati posisi puncak Monumen, yang akan sekaligus di jadikan sebagai Taman kota.

Berkat keteguhan prinsip : "Nerimo ing pandhum" serta kesabarannya yang sedikitpun tak pernah mau mengeluh, kini batu itu menjadi sebuah 'Monumen Sejarah' masyarakat di seluruh penjuru kota. Batu itu menempati puncak singgasananya, di puncak angkasa raya. Nun jauh dari pinggir kota, seorang lelaki paruh baya yang sedang duduk di pinggir kali, tersenyum mesra seperti menatap keanggunan dan kemegahan hasil karyanya. Mulutnya sedang komat kamit, seperti sedang terjadi "dialegtica", tapi sayang si kakek itu melarang dan meminta untuk dirahasiakan hasil kontak bathinnya.

"Biarlah yang rahasia tetaplah menjadi sebuah rahasia, terkadang ada baiknya juga, tidak semuanya kita harus tahu!!"

#RepostStatusFbNardiWijaya
#berandaweka #arusbawah
WEKA NGAWI 27 JULI 2016
https://youtu.be/hn-gOwboB-E