Kamis, 30 Mei 2019

Lebaran Tak Jadi Datang Tahun Ini

LEBARAN TAK JADI DATANG TAHUN INI

...

"Kamu ndak pulang lagi, Nak?!"

"Belum bisa Bu, sepertinya tahun ini, Abdi tidak mudik lagi..."

"Tidak kangen ibu, Nak?!"

"Kangen sekali Bu, tapi kerjaan ini sayang sekali kalau dilewatkan, bayarannya banyak Bu, perusahaan kasih ongkos besar bagi yang tidak mau libur. Ini penting Bu, Abdi butuh uang, Abdi janji, Ibu akan Abdi beri juga nanti."

Lalu diam.

Ibu tidak menjawab.

"Bu, maaf ya Bu, Abdi perlu usaha untuk merubah nasib Abdi Bu."

Ibu tetap tidak menjawab.

"Ayah mana Bu?!"

...

"Bu..."

"Di masjid, sedang menyiapkan acara takbiran nanti malam Nak..."

Suara ibu lemah.

"Abdi lanjut kerja lagi ya Bu, tidak enak di kantor lama lama telpon."

Klik.

Pembicaraan terhenti.

Tapi waktu terus berjalan.

Tahun berikutnya, dengan alasan yg sama, Abdi tidak pulang lagi.

Genap tiga tahun.

Baru Abdi bisa pulang.

Uang yang dipunya, sudah lumayan.

Abdi juga punya mobil.

Tahun ini tanpa telpon dari Ibu, sengaja Abdi mau beri kejutan.

Sebelum pulang, Abdi mampir ke toko batik, dia ingat, ibunya suka jarik warna kelabu.

Di beli yang paling lembut dan mahal.

Gas melaju mantap, pulang dengan penuh rasa senang.

Ya, nasib Abdi sudah berubah.

Sepanjang jalan, Abdi bersiul-siul.

Hidup tampak indah bagi mereka yang sedang senang.

Tepat selepas orang-orang pulang dari sholat isya', Abdi sampai di rumah. Suara takbir sejak tadi sudah berkumandang.

Dengan pelan, mobil barunya masuk di pekarangan.

Tetangga sana sini berkumpul di rumahnya. Abdi bingung. Mereka tau dari mana saya pulang hari ini. Mengapa harus disambut seperti ini. Bukankah seharusnya mereka ada di jalan-jalan, melihat acara takbiran keliling.

Abdi turun dari mobilnya.

Sebelum masuk, wajah-wajah tetangganya menatap dingin.

Abdi tersenyum kecut.

Aura rumah ini seperti ada yang berubah.

Abdi mulai limbung.

Ayah keluar, mendatangi.

Memeluknya dalam-dalam.

Jarik yang dibawa untuk ibu, lepas dari genggaman.

Ibu baru saja satu jam tadi meninggal.

...

Ali Antoni,
Yogyakarta, 29 Mei 2019.

Jumat, 24 Mei 2019

TOR AND VPN MEY 2019

TOR (The Onion Router) dan
VPN (Virtual Private Network)

Mungkin akan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi teknologi informasi khususnya software online security di bulan MEI 2019 ini. Betapa tidak, INDONESIA yang punya pengguna internet cukup besar akan mencatatkan rekor download software TOR dan VPN baik versi gratis maupun komersial bagi mobile gadget dan varian lainnya.

Hal itu sehubungan dengan kebijakan Kementerian POLHUKAM dan Kementerian INFOKOM berkeputusan melakukan pembatasan / bloking terhadap beberapa fasilitas media sosial untuk warga Indonesia karena adanya kondisi politik yang memanas didalam negeri. Jelas kebijakan tersebut berdampak langsung pada mereka yang menggunakan sosial media sebagai sarana pertukaran informasi ataupun sarana ekonomi bagi usahanya. Tak mau haknya dibatasi, maka mereka ramai-ramai mendownload program TOR dan VPN agar bisa lolos dari sergapan pembatasan tersebut.

Ini akan jadi BUAH SIMALAKAMA bagi Kementerian INFOKOM, sebab dengan masalnya pengguna internet melakukan aksi TOR dan VPN nya berakibat mereka bisa juga menerobos blokade akses pada situs-situs yang dibloking selama ini. Baik yang mengandung unsur pornografi, radikalis dan lainnya. Ada sebagian yang kreatif ternyata tidak hanya sebagai pemakai, tapi belajar lebih dalam tentang TOR dan VPN. Dengan kemampuan barunya tersebut mereka mampu melakukan masking dan layering identitasnya. Sehingga akan sulit dimasa depan aparat cyber crime melokalisir oknum pelaku kejahatan digital.

Di media massa kok ya ada yang ngaku ahli IT bisa membatasi dan mengawasi VPN. Padahal di negara super canggihpun akan kesulitan mendeteksi terowongan yang dibangun lintas server dan lintas benua ini. Belum lagi ribuan server TOR dan VPN disediakan oleh para penjual jasa VPN yang jelas tidak akan bisa dipengaruhi oleh level negara sekalipun.

Dari suatu kebijakan kemarin ternyata melahirkan masyarakat baru pengguna internet yang sekaligus melek masalah security layering dalam berselancar didunia maya. Tapi sekaligus melahirkan masalah bagi negara dalam membatasi content internet yang boleh diakses warganya. TOR maupun VPN yang awalnya adalah alat pengaman node to node atau node to multi node akan bisa juga menjadi HACKER TOOLS.

Disuatu lorong lapis ke 3, 23 Mei 2019
Deddy Endarto EUFORIA TOR & VPN MEI 2019