Rabu, 21 Februari 2018

PENGERTIAN KINAYAH DAN MACAMNYA


Pengertian Kinayah dan Macam-macamnya

Ada yang faham dengan kiasan “keras kepala” dan “kaki tangan”? Saya yakin kebanyakan dari kita faham kedua ungkapan tersebut. Kedua ungkapan tersebut bermakna orang yang ingin menang sendiri dan orang kepercayaan atau suruhan. Nah kiasan seperti di atas dalam bahasa Arab disebut dengan “kinayah”. Di sini akan dipaparkan mulai dari pengertian, macam, dan tujuan dari kinayah.

A.     Pengertian Kinayah
الكنايةُ لَفْظٌ أُطْلِقَ وَأرِيْدَ بِهِ لَازِمُ مَعْنَاهُ مَعَ جَوَازِ إِرَادَةِ ذَلِكَ الْمَعْنَى
Kinayah adalah lafadz yang disampaikan dan yang dimaksud adalah kelaziman maknanya, disamping boleh juga yang dimaksud pada makna yang sebenarnya.
Dari pengertian tersebut dapat difahami bahwa kinayah adalah suatu ungkapan yang biasa dipakai oleh suatu kaum (dalam hal ini orang arab sebagai penutur asli bahasa Arab) dan yang dimaksud adalah bukan makna aslinya walaupun bisa diartikan dengan makna yang sebenarnya. Apabila masih bingung saya akan ambil penggunaan kinayah dalam bahasa Melayu atau Indonesia. Perhatikan ungkapan berikut!
Pak Bruno orangnya keras kepala.
Kata keras kepala diartikan sikap yang tidak mau diatur, susah dinasehati, atau ingin menang sendiri. Frase keras kepala memang sudah lazim digunakan oleh masyarakat melayu untuk menunjukkan sifat yang tadi saya sebutkan walaupun bisa saja diartikan makna sebenarnya kalau Pak Bruno memang keras kepalanya (padahal semua orang pasti kepalanya keras. He).
Begitu juga dalam bahasa Arab ada beberapa ungkapan yang lazimnya digunakan bukan pada makna yang sebenarnya. Untuk mengetahui maknanya tentu harus menanyakan ke orang Arab langsung. Supaya lebih valid aja. He. Berikut ada contoh kinayah dari sya’ir maupun dari Al-Qur’an:
عَلِيٌّ كَثِيْرُ الرَّمَادِ
Artinya: Ali mempunyai banyak abu.
Maksud dari ungkapan di atas adalah bahwa Ali adalah orang yang dermawan. Orang Arab melazimkan bahwa yang dermawan pasti suka menjamu orang dan tentunya sering masak di rumah. Dahulu kala orang masak menggunakan kayu bakar sehingga menghasilkan hasil abu yang banyak.
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
Artinya: Dan (begitu pula) istrinya (istri Abu Lahab), pembawa kayu bakar.
Pembawa kayu bakar diartikan penyebar fitnah. Istri Abu Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.
Lafadz yang dikinayahkan disebut dengan mukanna ‘anhu dan lafadz kinayah disebut mukanna bih.
B.     Macam-macam Kinayah
1.      Kinayah ‘An Shifah (كناية عن صفة)
Kinayah ‘an shifah adalah kinayah yang berupa sifat yang menetap pada maushuf.
yang disebutkan zatnya (makna hakiki) tetapi yang dimaksudkan adalah sifat dari zat tersebut. Selanjutnya kinayah ‘an shifat terbagi 2, yaitu:
a.      Kinayah qaribah
Yaitu kinayah yang perpindahan makna mukanna ‘anhu kepada mukanna bih tanpa melalui perantara. Contoh:
فُلَان ثَوْبُهُ طَوِيْلٌ
Artinya: Fulan panjang bajunya.
Tanpa penjelasan panjang lebar bahwa sekilas dapat dipahami bahwa yang dimaksud adalah seseorang yang berbadan tinggi.
b.      Kinayah ba’idah
Yaitu kinayah yang perpindahan maknanya melalui perantara. Perantara di sini tidaklah seperti adat dalam tasybih, melainkan sebab atau peristiwa tertentu yang menghubungkan kedua makna tersebut. Contoh:
جُحَا يَدُبُّ عَلَى الْعَصَا
Artinya: Juha berjalan dengan tongkat.
Maksudnya adalah Juhad sudah tua. Perantaranya adalah karena orang yang sudah tua biasanya berjalan dengan menggunakan tongkat untuk membantu berjalan.
2.      Kinayah ‘An Maushuf (كناية عن موصوف)
Kinayah ‘an maushuf adalah kinayah yang mukanna ‘anhunya berupa maushuf atau sesuatu yang disifati. Contohnya:
هُوَ حَارِسٌ عَلَى مَالِه
Artinya: Dia penjaga hartanya.
Maksudnya adalah orang yang kikir.
3.      Kinayah ‘An Nisbah (كناية عن نسبة)
Kinayah ‘an nisbah adalah kinayah yang disebutkan sifatnya namun tidak disandarkan kepada zat/orang yang memiliki sifat tersebut tetapi disandarkan kepada sesuatu yang berkaitan erat atau merupakan kemestian dari zat tersebut.
Kinayah ‘an nisbah adalah yang mukanna ‘anhunya atau lafadz-lafadz yang dikinayahkan adalah maushuf. Contoh:
الْمَجْدُ يَتْبَعُ ظِلَّه
Artinya: Kemuliaan mengikuti bayangannya.
Sifat (الْمَجْدُ) atau kemuliaan tidak disandarkan kepada orang yang memiliki sifat mulia tapi disandarkan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya yaitu bayangannya.
C.     Tujuan Kinayah
Adapun tujuan dari kinayah adalah:
1.      Menjelaskan
Kinayah ini digunakan untuk memberikan gambaran yang tampak dan kelihatan. Contoh:
قَرَعَ اَحْمَدٌ سِنَّهُ
Artinya: Ahmad menghentakkan giginya (marah).
2.      Meringkas kalimat
Ungkapan kinayah bisa digunakan untuk meringkas suatu kalimat atau ungkapan yang panjang.
Contoh:
فُلَانٌ مَهْزُوْلُ الْفَصِيْلِ
Artinya: Si Fulan itu kurus anak sapinya (dermawan)
3.      Menghindari ungkapan yang dianggap jelek atau buruk
Penggunaan kinayah dalam mengungkapkan suatu ide bisa juga bertujuan untuk mengganti suatu kata yang dianggap jelek untuk diucapkan. Contoh:
هُوَ ثَقِيْلُ السَّمْعِ
Artinya: Dia berat pendengarannya. (tuli)
4.      Memelihara kesopanan
Menghindari kata-kata yang dianggap tabu atau malu untuk diungkapkan. Contoh:
اَوْ لَمَسْتُمُ النِّسَاءَ 
Artinya: atau kalian menyentuh perempuan. (berhubungan suami istri)
5.      Menyembunyikan
Contoh:
اَهْلُ الدَّارِ
Artinya: penghuni rumah (istrinya).
Sampai di sini dulu deh pembahasannya. Pembahasan selanjutnya saya publish di lain waktu ya. Trims
----------

https://hahuwa.blogspot.co.id/2017/09/pengertian-kinayah-dan-macam-macamnya.html?m=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar