Kamis, 21 Mei 2020

The Power of Proses #2

The Power of Proses #2

Sejak kecil sy gak pernah punya cita2 bakulan, rata2 kebanyakan anak2 era 80an pengen jadi Pilot seperti pak Habibie, tapi kala itu sy punya cita2 sederhana jadi Guru, biar bs bg ilmu. 

Dengan Tiket Bis Tashima Rp.4500 terpaksa kutinggalkan kampung halaman karena keinginan sekolah gak kesampaian, bahkan ijazahku gak sempat kuurusi waktu itu, pikiranku sudah kalut dulu menatap hariku. 

Hari perdana, kedua, ketiga bakulan kulewati dengan lumayan mumet ndasku, sampai waktu adzan magrib tiba saya belum juga pulang, akhirnya disusul, dicari bapakku di ajak pulang : "Wes Magrib muleh, besok ditutukne eneh bakule!!" begitu yg masih terekam jelas di benakku.

Saat hari pertama itu sebenarnya tinggal 4biji, dan hari kedua tinggal 2biji, tapi pengenku saat itu harus habis, dan itu bisa terjadi di hari ketiga dst. Kesadaran itu terjadi secara alami gak pernah kursus dan tak pernah ikut seminar, satu2nya yg membuat semangat hanyalah gojlokan sesama teman2.

Pernah suatu ketika waktu balik ke Jakarta kehabisan ongkos, untuk naik angkot nego dulu ama abang sopir : "Bang ini lg kehabisan uang ikut naik angkot yah, ini cm bs bayar dengan sisa satu bungkus rokok, itupun saya lakukan sebelum naik kendaraan!!",  akhirnya di ajak naik mpe tujuan dan rokok di udut bareng sepanjang perjalanan. 

"Selalu ada kemudahan bahkan barengan dalam setiap kesulitan, begitu Pesan Mbahe yg terus di ulang2 setiap sinau bareng, Maiyahan" Dari pengalaman Maiyah ke Mbah Nun, bukan cuma satu dua tapi banyak yg sudah WEKA alami sendiri bukan cm katanya, jarene dalam kehidupan nyata keseharian teman2.

Bahkan karena sy "nakal" dan gak mudah puas alias "ngeyellan", keajaiban yg menurut logika proses panjang waktu itu "gak mungkin", banyak sekali yg sudah saya buktikan. Terlepas dr proses panjang kehidupan di lapangan dan teman2 yg sudah seperti saudara yg kujadikan guru laku kehidupan, Mas Ali Antoni jujur punya andil besar setia "ngancani", menemani proses di ujung tanduk pertaruhan nasib masa depan nasib serta garis tangan hidupku teman2!! 

Dan "mungkin" hal seperti ini gak banyak orang yg bisa mendapatkan "mestakung", semesta mendukung kemudahan dari alam. Dia (Ali) tlah menaikkan standar nilai esensi proses jalan hidupku teman2, lagi2' setiap kuceritakan, Ia cm sekedar ngancani, trs untuk jogo gedi dan cek niat trs, serta lbh banyak bersyukur. 

Bisa jadi dan tak menutup kemungkinan itu ada kawan yg iri tetapi semua itu tidak pernah sy ambil hati. Tugas sy yg utama ttp terus fokus ke keluarga dan usaha dulu sampai semua urusan hutang selesai semua, begitu salah satu pesennya yg sampai sekarang kusimpan dan kujadikan jimat panguripan. 

Pernah suatu ketika sy komplen dengan situasi dan keadaan dunia yg komplex dan semrawut semua teman2, begini jawabnya ; "misalnya sekarang lagi hujan yah mas, ngeh begitu jawab saya terus?  kalau sampeyan iso lewat dan gak kehujanan dan kebasahan lak yo wes tho mas!!",  begitu jawabnya. 

"Bagi Tuhan ada ada persoalan yg rumit, yg membuat ribet dan rumit itu pola pikir manusianya, terus nyalah2kan Tuhan!!"

Sy cm iya, iya sajah!! 😷

Meskipun dalam menjalani semua proses panjangnya tak semudah membalikkan telapak tangan. Nek jareku bisa ya bisa, nek katamu gak bisa Tuhan ya mengamini sajah!! 

#CatatanSebuahProses \M/
#WekaExpres 2009 - 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar