Selasa, 05 September 2017

The Other by Ali Antoni

Seperti biasa, kita pakai status ini saja buat belajar bersama. Biar ndak kebanyakan postingan. Malam ini kita coba buka ttg Rohingnya dr sudut pandang yg berbeda dgn siang, atau dgn yg biasa sy tulis.

Kalau berdasarkan keilmuan, saya ttp meyakini bahwa tragedi Rohingnya adalah perkara the other, dia berbeda dengan kita (bg warga Myanmar yg lain).

Penentu beda itu bisa agama, bisa ras, bisa bahasa, dsb.

Faktor adanya kandungan minyak, dan sda lain, itu sbg bonus tambahan adanya konflik.

Jika di bawah tanah mrk hanya batu, ttp konflik terjadi.

Karena Rohingnya beda.

Hal ini terjadi juga di Palestina, Papua dan bbrp tempat lainnya.

Lantas apa ada solusinya?

Ada, pertama mrk warga Rohingnya hrs punya negara sendiri. Merdeka spt Timor Leste.

Atau angkat kaki dr sana.

Hanya itu saja, selama mrk masih disana dan tdk punya negara sendiri, selama itu pula mrk diinjak2 diusir2 spt Syiah Sampang, atau Adam dan Hawa dr surga.

Karena Adam berasal dr tanah, beda dgn makhluk surga lainnya, nar dan nur.

Sontak seluruh warga surga protes ketika Adam jadi.

Karena Adam beda.

The other.

Hrs ada masalah!!!!

Spt keturunan Arab dan China di sini, tdk sedikit yg tak suka pd turunan dua etnis ini.

Mau lulusan apa pun, ttp mrk yg tak suka pada keturunan Arab dan China selalu ada.

Krn Arab dan China the Other di sini.

Spt kasus Madura dan Sampit.

Madura the other bg warga lokal. Perkara Madura menguasai pasar modal di sana, itu bumbunya.

Satu lg, kasus mertua vs menantu. Banyak konflik, itu pun krn mrk banyak yg menganggap the other, bukan orang dr keluarga kita, diam2 di bawah sadarnya spt itu.

Lantas bgmn mengatasi konflik identitas ini?

Jawabannya simpel : enggak bisa!!!

Konflik2 ini hrs terjadi, salah satu syarat api yg hrs trus nyala di bumi.

Lalu bgmana klo kita yg mengalami konflik tersebut?

Jawabannya :

1. Lakukan negoisasi
2. Jk tak bisa negoisasi, terpaksa lakukan subversi, bisa lewat jalan dominasi, atau berstrategi..

Kalau masih mau diteruskan ya bersiasatlah, apapun itu....

Sebab perkara konflik identitas ini spt kita menyatukan lagi keramik yg pecah.

Jk bisa, tetap ada retakan dimana2.

##

Tidak ada komentar:

Posting Komentar