Ngaji Kitab Suci #4
Sejarah kata 'Allah'.
Dahulu, istilah dewa atau zat yang disembah manusia dalam bahasa Arab disebut ilah.
Beberapa teori mengatakan bahwa kata Allah berasal dari gabungan dari kata al- (sang) dan Ilah (dewa).
Kata Allah di kalangan para penutur bahasa Arab, adalah kata yang umum - untuk menyebut Tuhan, terlepas dari agama mereka, termasuk penganut Yahudi dan Kristen.
Kata Allah sudah digunakan dalam bahasa Arab untuk merujuk kepada Zat Sang Maha Pencipta.
Jauh sebelumnya di Mesopotamia di mana rumpun Semitik bermula, orang-orang sudah mengenal nama El atau Il sebagai nama dewa tertinggi.
Khusus untuk Nusantara, dalam batu bersurat Prasasti Terengganu pada tahun 1326M atau 1386M yaitu peninggalan tertua umat Islam di tanah Melayu yang dipercaya sebagai awal masuknya agama Islam di sana, kata Allah disebut sebagai Dewata Mulia Raya.
Hal itu ditengarai bahwa kata “Dewata Mulia Raya” lebih bisa diterima di kalangan masyarakat Melayu waktu itu sebagai kata yang mengacu kepada Zat Yang Mahakuasa Pencipta langit dan bumi.
Secara khusus, Allah menegaskan namaNya secara resmi di dalam Al Qur'an :
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
"Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan tegakkan shalat untuk mengingat-Ku.
Surat Thaha, ayat 14.
*Ali Antoni*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar