Ngaji Kitab Suci #2
Al Qur'an sebagai kitab suci, memiliki banyak kandungan yg penuh ilmu.
Semua keilmuan, apapun yg anda punya, bisa anda jadikan dasar dlm menggali Al Qur'an : sastra, ekonomi, politik, hukum, budaya, sampai biologi, sosiologi, dsb bisa anda pakai utk mempelajari Al Qur'an - kitab penghulu kitab ini.
Sebelum kita masuk lebih jauh, kita coba mengenal dasar dulu.
Sudah kita ketahui bersama, bahwa Al Qur'an diturunkan tdk mak bleg semua ayat, melainkan bertahap.
Secara tempat turunnya, ada dua ; sebelum hijrah yg disebut Makkiyah - dan sesudah hijrah, atau ayat2 Madaniyah.
Hal yg paling dasar sbg pembeda, ayat2 Makkiyah, terkumpul dalam surat2 yg pendek. Berbeda dgn Madaniyah, yg tidak terlalu banyak menggunakan pemisah, dan pemisahnya selalu panjang.
Selain itu ayat2 Makkiyah, lebih terkesan sastrawi, penuh dengan syair dan ungkapan perasaan.
Mengapa demikian?
Besar kemungkinan krn masyarakat Arab Quraisy waktu itu sedang demam2nya akan syair.
Dan banyak mrk terkejut pada Al Qur'an, krn struktur dan polanya yg indah, dan susah bg mrk untuk membuktikan bahwa Al Qur'an adalah karya manusia. Ada riwayat yg menceritakan, ketika mereka mencoba membuat ayat2 tandingan, tp malah ditertawakan sesama mereka.
Ayat yg menjelaskan kemurnian kitab suci ini bisa dilihat pada QS. As Sajdah: 2, Al An’am: 114, dan QS. An Nahl: 102.
Selain itu, surat Makkiyah belum banyak berisi tentang aturan, hukum, juga masih sedikit isi tentang aturan amal ibadah.
Surat2 Makkiyah juga tidak mengandung ayat ayat yg berisi dialog dan perdebatan dengan Kaum Yahudi dan Nasrani - yg banyak ditemukan pada ayat ayat Madaniyah.
Mungkin krn gesekan dengan dua kaum senior itu lebih terasa pasca hijrah.
Mengenai perbedaan karakter Makkiyah dan Madaniyah, Aisyah istri Rasulullah, lewat Bukhari, berkomentar :
"Ayat-ayat yang pertama turun berupa bait-baik, di dalamnya diterangkan surga dan neraka. Dan ketika manusia berbondong-bondong masuk Islam, turunlah ayat halal dan haram. Andaikata ayat pertama yang turun adalah ‘Janganlah kalian meminum khamr’, niscaya mereka akan berkata ‘Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya’. Dan kalau saja ayat pertama yang turun adalah ‘Janganlah kalian berzina’, niscaya mereka akan berkata ‘Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya.’ "
Di sini kita belajar, bahwa proses itu tidak instant, manusia tdk siap utk berubah secara frontal, habitus menguasai manusia sampai ke bawah sadarnya, makanya Al Qur'an turun tdk langsung mengajarkan perintah dan larangan.
*Ali Antoni*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar