Dunia adalah panggung sandiwara, kalianlah yg akan merubah menjadi kuburan, dan kalian pulalah yang akan merubah menjadi sebuah panggung hiburan.
Memaknai keadaan dengan berbagai perasaan, hanya itulah yg bisa dimaksimalkan dengan berbagai gaya, daya, cipta mepresisikan dalam posisi jongkok, duduk, berbaring atau berdiri.
Kebahagiaan tidak terletak pada kaya atau miskin, berharta atau tak berpunya, dijunjung atau dibuang, melainkan pada kecerdasan kita memaknai setiap keadaan dan pengalaman.
"Selama masih ada yg terselip dibibir berpindah terjepit disela jari takkan pernah ada kata lain kecuali lawan, berani meski menang ora kondhang, kalah tidak mungkin, nilai hidup meski terus dijunjung tinggi hingga mati".
Di masa lalu orang sering melihat harapan.
Bentuknya pulung: seberkas cahaya yang jatuh dari langit di malam hari, isyarat bahwa seseorang telah dipilih untuk punya kelebihan, dan dengan itu mengatasi dunia yang ruwet.
Pulung itu sebenarnya bukan datang dari ketiadaan. Cahaya yang luar biasa itu tak akan tampak seandainya orang tak menantikannya dengan cemas, dengan doa dan tirakat.
Apa yang kelihatannya seakan-akan tercipta dari ketiadaan (creatio ex nihilo) pada hakikatnya sebuah hasil ikhtiar.
"Murung adalah sebuah bahasa evokatif, yang mencoba memikat dan menarik setiap empati, yang kadang menjelma gestur dan roman muka sebagai mediumnya, berharap compassion itu tercipta meski dalam keramahan tanpa kata"
insomnia ini harus ada padananya.
kita tidak bisa membiarkanya berlalu tanpa sesuatu yg mengesankan, menyentuh hati.
malam akan terasa panjang,
seperti panjang sejadah ini.
Cinta tidak mengenal kekeliruan tafsir, yang ada hanya keberagaman makna yang ditarik dari sana.
Relatif, mungkin, tapi proses pemaknaan itu tidak lahir dari ketersinggungaan yang sementara,
Proses itu tersusun dari cerita lampau, sebuah pengalaman (geruh-gerah masa silam) yang ahirnya melahirkan sebuah persepsi :
"cinta ternyata seperti ini...?"
"Hilir_mudik itu adalah kecemasan yang tak bisa kita urai satu_persatu, dan kau akhirnya akan mendapati jalanan ini tak pernah sepi".
Kamu adalah apa yg kamu lakukan, bukan apa yg kamu bilang akan kamu lakukan!! (Jack Ma)
Aku berfikir andai ada obat mujarab untuk ingatan yg dapat mengembalikan semua yang pernah terjadi dalam kronologi waktu,
Peristiwa demi peristiwa dan diwujudkan dalam kata-kata yang tertuang diatas kertas.
Akan tetapi ingatan tidak memiliki obat mujarab dalam kehidupan manusia.
Ingatan lebih banyak mempermainkan manusia dan menguasainya dengan apa yang dapat dia sembunyikan dan dia munculkan.
Kita tahu, dalam hidup, biarpun ringkas selalu ada sesuatu yang mesti dilepas—mungkin tak ke arah yang lebih baik, mungkin ke bentuk yang lebih buruk.
"Untuk memahami cahaya terang manusia mesti harus mengalami dalam kegelapan".
Dan apa yang “lebih baik” dan “lebih buruk” bagi suatu zaman tak pernah ditentukan oleh setiap orang, palagi teman tapi oleh Tuhan.
Tak berarti pengalaman adalah sebuah proses yang tak pernah tampak wujud dan ujungnya.
Pengalaman bukanlah arus sungai yang tak punya tebing. Meskipun demikian, wujud, ujung, dan tebing itu juga tak terpisah dari “yang aku ketahui”.
Dunia di luarku selamanya terlibat dengan tafsir yang aku bangun dari pengalamanku, tafsir yang tak akan bisa stabil sepanjang masa.
Dan “yang aku ketahui”,
tak pernah “aku ketahui semuanya”.
Akan selalu ada yang tak akan terungkap.
Meski kualami sendiri,
Tetap akan jadi "Rahasia" abadi.
#RepostProses2017sampai2019 \M/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar