Curcol kepagian #60
Hari selasa, sekarang. Kemarin senin, dan besok rabu. Berulang terus, bertahun2, manusia tumbuh, tua dan mati.
Selama menunggu mati, kegiatan manusia tak lebih dr sekedar foto copy.
Hari ganti ke hari, kegiatannya relatif sama. Semua demi mengejar hasrat purbawi yg bernama desire.
Sejak balita, anak2, remaja, dewasa, tembus tua, semua demi mengejar pemenuhan akan desire.
Payah2 bekerja, belajar, ngumpulin duit, semua demi desire.
Ikut pengajian, ribut di sosmed, iri lihat temen, pamer pada temen, semua demi desire.
Nenek moyang manusia, dulu, ibu Hawa, juga karena keinginan pemenuhan atas desire inilah tergoda Iblis, untuk menekan Adam, agar Khuldinya dinikmati.
Desire membuat manusia rela melakukan apa saja. Iman, harga diri, martabat, bisa lenyap karena goda desire.
Orang alim merasa paling benar, yg lain dosa, hanya dia yg merasa masuk surga, karena goda desire.
Sialnya, tdk ada manusia yg bisa selamat dr desire ini. Sebab ciri utama manusia yg membuat mrk beda dgn jin, hewan, malaikat, setan, iblis, kuntilanak, pocong, genderuwo, ndas glundung, dkk - adalah desire.
Lalu bagaimana agar kutukan atas hasrat desire ini tdk membuat manusia celaka, padahal di satu sisi, desire ini tdk bisa dihilangkan?
Naikkan level, itu kuncinya.
Kalau desire ini anggaplah speed 50-60 km/jam, spt kita jalan2 naik motor, santai, maka tingkatkan mjd spt moto gp, bisa tembus sampai 200 km/jam.
Dalam high speed dan dipacu di sirkuit, orang tak bisa lagi santai, dia punya tujuan, butuh kehati-hatian, stabilitas, dan ketahanan fisik mental yg prima.
Kemampuan menaikkan level desire ini disebut jouissance.
##
Uniknya, khasanah Jawa, para leluhur sudah mengetahui cara ini, jauh sebelum Eropa menemukan istilah desire dan jouissance.
Apa itu?
Anda orang Jawa, pasti lebih tau secara mendalam ilmu tentang ini.
Yang bukan orang Jawa, akan saya jelaskan sebisa saya setelah seri #60 ini.
\M/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar