"Setiap kata bukan cuma sebuah 'Pustaka' akan tetapi setiap kata juga bisa menjadi sebuah 'Pusaka/senjata'. Maka berhati-hatilah, jika salah dalam memaknainya bisa juga melukai pemiliknya"
Sabtu, 29 Februari 2020
Kamis, 27 Februari 2020
Ciri Khas Dolobvers itu apa?
Ciri khas dolobvers itu apa?
Saya urai malam ini.
Dan mungkin di luar prediksi banyak kawan.
Satu tahun sepanjang 2018, saya mengamati banyak kawan dolobvers yg bergegas, merubah hidupnya, berusaha menciptakan terobosan2 usaha, yg sebagian bagus prosesnya, sebagian lagi kepontal pantil terseok2 susah payah berjalan.
Saya kagum pada mrk.
Tidak berhenti berjalan, tdk mengutuk nasib, dan masih terus berjalan.
Mrk yg besar omong, banyak mengumpat, kegedean wacana, dan merasa dirinya sudah hebat, tergulung, dan terancam mandeg, mengalami stuck, macet!
Seleksi alam terjadi, yg tak berproses, pasti terlempar dr lingkaran dolobvers.
Dulu hampir saja dolobvers menjadi gank, kelompok, komunitas, pejal.
Syukurlah, bisa saya hindari.
Dolobvers bertransformasi mjd energi.
Tidak ada pertemuan, tdk ada base camp, tdk ada kantor, tdk ada perkumpulan, diskusi, dan taik kucing lainnya.
Biarlah tetap seperti yg saat ini saja, tanpa perlu menggerombol.
Buang2 waktu saja.
Terus berproses, tetap setia jaga apinya kawan.
Kipdefayer pol2an \M/
Rabu, 26 Februari 2020
Selasa, 25 Februari 2020
curcol Kepagian #60
Curcol kepagian #60
Hari selasa, sekarang. Kemarin senin, dan besok rabu. Berulang terus, bertahun2, manusia tumbuh, tua dan mati.
Selama menunggu mati, kegiatan manusia tak lebih dr sekedar foto copy.
Hari ganti ke hari, kegiatannya relatif sama. Semua demi mengejar hasrat purbawi yg bernama desire.
Sejak balita, anak2, remaja, dewasa, tembus tua, semua demi mengejar pemenuhan akan desire.
Payah2 bekerja, belajar, ngumpulin duit, semua demi desire.
Ikut pengajian, ribut di sosmed, iri lihat temen, pamer pada temen, semua demi desire.
Nenek moyang manusia, dulu, ibu Hawa, juga karena keinginan pemenuhan atas desire inilah tergoda Iblis, untuk menekan Adam, agar Khuldinya dinikmati.
Desire membuat manusia rela melakukan apa saja. Iman, harga diri, martabat, bisa lenyap karena goda desire.
Orang alim merasa paling benar, yg lain dosa, hanya dia yg merasa masuk surga, karena goda desire.
Sialnya, tdk ada manusia yg bisa selamat dr desire ini. Sebab ciri utama manusia yg membuat mrk beda dgn jin, hewan, malaikat, setan, iblis, kuntilanak, pocong, genderuwo, ndas glundung, dkk - adalah desire.
Lalu bagaimana agar kutukan atas hasrat desire ini tdk membuat manusia celaka, padahal di satu sisi, desire ini tdk bisa dihilangkan?
Naikkan level, itu kuncinya.
Kalau desire ini anggaplah speed 50-60 km/jam, spt kita jalan2 naik motor, santai, maka tingkatkan mjd spt moto gp, bisa tembus sampai 200 km/jam.
Dalam high speed dan dipacu di sirkuit, orang tak bisa lagi santai, dia punya tujuan, butuh kehati-hatian, stabilitas, dan ketahanan fisik mental yg prima.
Kemampuan menaikkan level desire ini disebut jouissance.
##
Uniknya, khasanah Jawa, para leluhur sudah mengetahui cara ini, jauh sebelum Eropa menemukan istilah desire dan jouissance.
Apa itu?
Anda orang Jawa, pasti lebih tau secara mendalam ilmu tentang ini.
Yang bukan orang Jawa, akan saya jelaskan sebisa saya setelah seri #60 ini.
\M/
Minggu, 23 Februari 2020
Curcol kepagian #59 (Ali Antoni)
Setiap anak kecil/balita adalah seniman.
Kasih mereka kertas dan crayon, atau spidol/pensil/pulpen, maka dalam sekejap tanpa mikir panjang, mrk akan mencoret2 bebas tanpa banyak pertimbangan.
Dengan penuh semangat mrk bisa mengambar banyak kertas sekaligus, tak cuma satu, bahkan tembok bisa penuh dengan coretan2 mereka.
Beranjak sekolah tk, kreatifitas mrk mulai menyusut. Guru2 di TK mulai membelenggu kreatifitas mrk. Menggambar mulai ada aturan. Mewarnai juga banyak aturan.
Lanjut SD, makin bingung lagi, anak2 makin tdk bebas menggambar.
Lanjut SMP, SMA, semua kreatifitas jadi hilang, lenyap semua. Mereka tak mampu menggambar apapun, kecuali hanya bbrp saja, itupun hanya bisa menggambar bentuk dan wajah, potret, benda2, bukan gambar abstrak atau bebas.
Sekolah berhasil menjadikan kreatifitas anak2 Indonesia hanya siap jadi karyawan. Tak ada imajinasi, tak ada alternatif pikiran, semua tujuannya sama, kerja, cari uang.
Padahal dengan kreatifitas, mrk bisa menghasilkan uang, bukan cuma mencari.
Ketakutan orang tua dan sekolah terhadap masa depan, karier, justru membuat anak2 malah tidak berkembang.
Jutaan anak2 dicetak dgn otak yg sama. Padahal Tuhan bikin otak biar berbeda2.
Lihat saja bagaimana pengetahuan seni umumnya. Gambar bagus adalah pemandangan dan lukisan wajah. Dan kerusakan cara berpikir dimulai dr membelenggu ekspresi seni mrk sejak dini, tak disadari orang tua.
Apa hrs menjadi negara maju dulu, baru anak2 berhak mendapat kebebasan belajar?
Apa nasib negara miskin selalu memiliki ciri buruk kualitas pendidikannya?
Sudah tak bisa menikmati seni, tak suka membaca, cita2nya hanya kaya raya, kerja keras bukan demi visi hidup, tp cuma sugih.
Yang bisa kaya akan sombong jumawa, yg tak mampu kaya, jadinya iri. Yang bisa licik, akan korupsi.
Sungguh hebat ciri bangsa gemah ripah loh kok gini ini.
\M/
(Jaga kreatifitas anak2mu dari bahaya sekolah.)
Jumat, 21 Februari 2020
Kamis, 20 Februari 2020
Rabu, 19 Februari 2020
Selasa, 18 Februari 2020
Senin, 17 Februari 2020
Sabtu, 15 Februari 2020
Jumat, 14 Februari 2020
Kamis, 13 Februari 2020
Rabu, 12 Februari 2020
Selasa, 11 Februari 2020
Minggu, 09 Februari 2020
Jumat, 07 Februari 2020
Kamis, 06 Februari 2020
Rabu, 05 Februari 2020
Hidup cuma Permainan By Nardi Wijaya
Dunia adalah panggung sandiwara, kalianlah yg akan merubah menjadi kuburan, dan kalian pulalah yang akan merubah menjadi sebuah panggung hiburan.
Memaknai keadaan dengan berbagai perasaan, hanya itulah yg bisa dimaksimalkan dengan berbagai gaya, daya, cipta mepresisikan dalam posisi jongkok, duduk, berbaring atau berdiri.
Kebahagiaan tidak terletak pada kaya atau miskin, berharta atau tak berpunya, dijunjung atau dibuang, melainkan pada kecerdasan kita memaknai setiap keadaan dan pengalaman.
"Selama masih ada yg terselip dibibir berpindah terjepit disela jari takkan pernah ada kata lain kecuali lawan, berani meski menang ora kondhang, kalah tidak mungkin, nilai hidup meski terus dijunjung tinggi hingga mati".
Di masa lalu orang sering melihat harapan.
Bentuknya pulung: seberkas cahaya yang jatuh dari langit di malam hari, isyarat bahwa seseorang telah dipilih untuk punya kelebihan, dan dengan itu mengatasi dunia yang ruwet.
Pulung itu sebenarnya bukan datang dari ketiadaan. Cahaya yang luar biasa itu tak akan tampak seandainya orang tak menantikannya dengan cemas, dengan doa dan tirakat.
Apa yang kelihatannya seakan-akan tercipta dari ketiadaan (creatio ex nihilo) pada hakikatnya sebuah hasil ikhtiar.
"Murung adalah sebuah bahasa evokatif, yang mencoba memikat dan menarik setiap empati, yang kadang menjelma gestur dan roman muka sebagai mediumnya, berharap compassion itu tercipta meski dalam keramahan tanpa kata"
insomnia ini harus ada padananya.
kita tidak bisa membiarkanya berlalu tanpa sesuatu yg mengesankan, menyentuh hati.
malam akan terasa panjang,
seperti panjang sejadah ini.
Cinta tidak mengenal kekeliruan tafsir, yang ada hanya keberagaman makna yang ditarik dari sana.
Relatif, mungkin, tapi proses pemaknaan itu tidak lahir dari ketersinggungaan yang sementara,
Proses itu tersusun dari cerita lampau, sebuah pengalaman (geruh-gerah masa silam) yang ahirnya melahirkan sebuah persepsi :
"cinta ternyata seperti ini...?"
"Hilir_mudik itu adalah kecemasan yang tak bisa kita urai satu_persatu, dan kau akhirnya akan mendapati jalanan ini tak pernah sepi".
Kamu adalah apa yg kamu lakukan, bukan apa yg kamu bilang akan kamu lakukan!! (Jack Ma)
Aku berfikir andai ada obat mujarab untuk ingatan yg dapat mengembalikan semua yang pernah terjadi dalam kronologi waktu,
Peristiwa demi peristiwa dan diwujudkan dalam kata-kata yang tertuang diatas kertas.
Akan tetapi ingatan tidak memiliki obat mujarab dalam kehidupan manusia.
Ingatan lebih banyak mempermainkan manusia dan menguasainya dengan apa yang dapat dia sembunyikan dan dia munculkan.
Kita tahu, dalam hidup, biarpun ringkas selalu ada sesuatu yang mesti dilepas—mungkin tak ke arah yang lebih baik, mungkin ke bentuk yang lebih buruk.
"Untuk memahami cahaya terang manusia mesti harus mengalami dalam kegelapan".
Dan apa yang “lebih baik” dan “lebih buruk” bagi suatu zaman tak pernah ditentukan oleh setiap orang, palagi teman tapi oleh Tuhan.
Tak berarti pengalaman adalah sebuah proses yang tak pernah tampak wujud dan ujungnya.
Pengalaman bukanlah arus sungai yang tak punya tebing. Meskipun demikian, wujud, ujung, dan tebing itu juga tak terpisah dari “yang aku ketahui”.
Dunia di luarku selamanya terlibat dengan tafsir yang aku bangun dari pengalamanku, tafsir yang tak akan bisa stabil sepanjang masa.
Dan “yang aku ketahui”,
tak pernah “aku ketahui semuanya”.
Akan selalu ada yang tak akan terungkap.
Meski kualami sendiri,
Tetap akan jadi "Rahasia" abadi.
#RepostProses2017sampai2019 \M/
Selasa, 04 Februari 2020
Senin, 03 Februari 2020
PUISI SOERYO SINGIT #2 Ali Antoni
Ning, tubuhku payah dua hari ini. Dan tak banyak yg bisa aku lakukan, kecuali hanya terbaring, membalurkan minyak gosok, dgn bau menyengat, muka kusut, dan tak punya ambisi apapun, kecuali menuntaskan dharma yg sudah digariskan.
Aku tidak canggih lagi Ning, tdk spt dulu, gagah mjd spt penyair, atau sok sbg penulis dan sombong bak seniman.
Semua rasa itu hilang Ning, aku sadar gagal utk jd semuanya, bahkan hanya jd sekedar manusia saja, masih terus belajar.
Untung masih ada dirimu Ning, yg tau semua rapuhku, dan pada lacimu aku sembunyikan semua ketololan, dan topeng2.
Makin ke sini, aku makin belajar, bahwa hidup bukan utk membuktikan pada siapapun bahwa kita hebat atau menang. Sebab melawan diri sendiri saja, aku sudah kesusahan.
Pada kesunyian yg panjang, pada sakit yg sering menyerang, pada mimpi2 yg hanyut terbuang, dan pada semua ambisi yg menggoda senang, aku sandarkan kapal nafsu ini, di dermagamu Ning.
Spt yg aku katakan dulu, aku sudah bosan melaut, anginnya sering bikin aku mabuk.
**( ∆|! ∆π÷oπ! )**
Jambi, 7 mei 1982.
Langganan:
Postingan (Atom)