Kamis, 23 November 2017

PRESISI #4

BIJAKSANA DARI BIJAKSINI

Buat apa kita pertahankan mati matian.
Kalau sesuatu apapun itu tak lagi mendapatkan rasa aman dan nyaman. Kebahagiaan hidup satu satunya yg kita harapkan, takkan jua kunjung datang, malah petaka dunia yang selalu membalut seluruh jiwa raga dan sukma.

Memang tidaklah mudah, menggeser apalagi merubah pola kebiasaan berfikir yg sudah tertanam sejak kita lahir hingga sekarang, waktu menjemput senja. Hanya kesungguhan niat serta mengesampingkan segala kepentingan tendensi diri sendirilah yg selalu menjadi penghalang dan hambatan.

Segala daya dan upaya telah dikerahkan. Pikir bahkan dzikirpun sudah ditransaksionalkan, bukanya kesadaran yg ia dapatkan tapi rasa "grusa grusu" ingin cepat keluar dari segala permasalahan. Ini memang hal yg wajar dan menjadi sebuah bagian proses pembelajaran yg cepat atau lambat mesti segera ditinggalkan.

Bijaksana dimulai dari bijaksini. Aku masih inget sekali pesan wong tuwo ini : "Lhe, masiho sithik wae golek rejeki seng berkah seng barokah, engko nek uripmu ayem". Tapi kesadaran itu muncul ketika : "Wes kadung utang bank uwakeh ngo usaha macet, jebur jurang". Biaya operasional pengeluaran tak sebanding penghasilan. Meski muter ngiser kerjo total banting tulang, "ora ngene - ora ngono" tetep wae njengkang. Bener kondhone wong tuwo "dwet bank mbayare mbrabak abang".

Ngelmu ketemu kanthi laku. Terserah meski menyandang gelar pecundang tiap hari jadi bahan hinaan mesti bijakhati mengolah data mengolah rasa untuk kembali berdiri tegak memasang kuda kuda, siap sedia selalu untuk mati demi mempertahankan sebuah prinsip hidup dadi "lanang sejati".

Topo ngrame, kawah codrodimuko adalah pijakan teguh tapak kaki untuk kembali memperjuangkan prinsip dan nilai hidup sejati yang tak pernah terukur berapapun dengan nominal materi.

Bijaksana - bijaksini itu mung ngo ngepakne ati ben ra keloro loro melas ati. Apa mau dikata semua sudah terlanjur. Hidup bukan untuk diratapi, disesali, ngeluh dan "getun" setengah mati. Bukan!! Ngono yo ngono ning yo ojo ngono.

Hal ini kalau diceritakan pada yang belum pernah mengalami, mung digeguyu? Ora malah nyiram tembung seng ngademne ati, malah dikompori disiram nganggo bensin Pertamax.

Urip kie cen, unic, asyik, antik, cantik dan menarik, nek lenggono nompo, gelem nerimo.

#presisi_mestakung 22.11.2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar