Kembang Wijaya Kusuma termasuk bunga yang langka dan penuh misteri. Ketika mekar, bunganya semerbak mewangi. Tapi, bunga ini tidak bisa diprediksi kapan bakal mekar, bahkan hingga setahun lamanya. Zaman dulu, raja-raja yang bakal naik tahta, diharuskan memetik bunga ini. Konon Presiden Soekarno pun memiliki ajian Kembang Wijaya Kusuma.
Tanaman wijaya kusuma hanya populer di kalangan tertentu. Namanya mungkin tak sepopuler kembang mawar nan langsung bisa diketahui orang saat disebutkan namanya dan langsung diingat bentuk serta wanginya.
Tanaman nan memiliki nama latin Epipyllum oxypetalum ini, di Indonesia dikenal dengan nama wijaya kusuma, nan artinya kembang kemenangan. Tanaman ini memang sporadis ditemukan. Jadi, tak heran jika kemudian orang sporadis mengenalnya pula.
Kalaupun ada nan kenal dari bentuk tanaman ini, mungkin mereka tak mengetahui nama tanaman ini. Dan, kalaupun mengenal namanya, biasanya tak familiar dengan bentuknya. Tanaman ini bisa Anda temukan di beberapa daerah, seperti Karimun Jawa, Bali, Kepulauan Seribu , Pulau Puteran Madura, Pulau Nusa Kambangan, dan Ambon.
Bagi Anda nan ingin mengenal tanaman ini atau sekadar mengingatnya lagi, beberapa citra berikut mungkin akan membantu Anda. Tanaman wijaya kusuma ialah sebuah tanaman jenis kaktus nan berbunga. Tanaman ini tumbuh dengan batang kecil dan berkelompok. Dalam satu tanaman, biasanya terdiri atas beberapa batang pohon kecil.
Tanaman ini memiliki daun nan panjang dan tanaman ini berbunga. Bunganya tumbuh di antara sela daunnya. Dalam satu tangkai daun, bisa tumbuh beberapa bunga. Tanaman ini berbarengan saat berbunga, namun mekarnya tak berbarengan. Bentuk bunganya itu sendiri seperti pentulan. Warnanya dominan putih dan ada merahnya sedikit.
Kemudian, jika sudah mengembang bunganya sangat latif dan wanginya semerbak. Bunga ini hanya bertahan satu hari setelah mengembang lalu layu. Biasanya kembang wijaya kusuma akan mengembang pada malam hari.
Kembang Wijaya Kusuma (Epiphyllum anguliger) termasuk jenis kaktus, divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Jenis kaktus terdapat sekitar 1.500 jenis (famili). Tanaman kaktus dapat hidup subur di daerah sedang sampai tropis. Demikian juga kembang Wijaya Kusuma. Bunga ini hanya mekar di malam hari, itupun hanya sesaat. Dan tidak semua tanaman Wijaya Kusuma dapat berbunga dengan mudah.
Kembang ini dapat dilihat dengan jelas mana bagian daun dan mana bagian batangnya, setelah berumur tua. Batang pohon Wijaya Kusuma sebenarnya terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Saat masih muda warna daunnya kuning lembut. Helaian daunnya pipih, berwarna hijau dengan permukaan daun halus tidak berduri. Pada setiap tepian daun Wijaya Kusuma terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga.
Bunga yang tumbuh di karang ini, selain ada di Nusakambangan yang dikeramatkan itu, banyak pula terdapat di pulau Karimunjawa, Kepulauan Seribu, Bali dan Madura. Bunga ini berasal dari daratan Amerika Selatan, kemudian masuk ke Cina dan baru ke Indonesia di jaman Majapahit. Pada sebagian masyarakat Jawa, ada kepercayaan bahwa barang siapa yang mempu melihat mekarnya bunga Wijaya kusuma, maka hidupnya tidak akan susah.
Kembang Raja-Raja
Ada kepercayaan yang tak lekang oleh waktu. Bahwa raja Mataram yang baru dinobatkan, tidak akan sah diakui dunia “kasar” dan “halus”, kalau belum berhasil memetik bunga Wijaya Kusuma sebagai pusaka keraton. Mengapa harus memetik bunga itu? Tradisi memetik bunga itu didasarkan atas kepercayaan, bahwa pohon yang menghasilkan bunga itu adalah jelmaan pusaka keraton Batara Kresna. Batara titisan Wisnu ini kebetulan menjadi Raja Dwarawati.
Menurut kisah spiritual dari mulut ke mulut, pusaka keraton itu dilabuh (dihanyutkan) ke Laut Kidul oleh Kresna, sebelum beliau mangkat ke Swargaloka, di kawasan Nirwana. Pusaka atribut Raja Kresna itu setelah dilabuh menjadi pohon di atas batu pulau karang. Letaknya di ujung timur Pulau Nusakambangan di selatan Kota Cilacap.
Berkait dengan kembang ini, konon presiden pertama RI Soekarno, memiliki salah satu ilmu andalan semasa hidupnya, yakni ilmu ajian Wijaya Kusuma. Kabarnya, keampuhan ajian ini membuat seseorang akan dikasihi, dihormati dan disegani, serta membuat awet muda dan pemberani. Dan, konon juga, lengsernya Soeharto, akibat ia gagal memetik bunga wijayakusuma yang terletak di pulau Majethi, Nusakambangan, Kab. Cilacap.
Seorang sejarawan pernah mengungkap, bahwa bila dikaitkan dengan keyakinan sebagian besar masyarakat Jawa, bahwa raja-raja Mataram (yang sudah dinobatkan) tidak akan sah diakui dunia “kasar” dan “halus” jika belum memetik bunga Wijaya Kusuma. Dalam konteks kekinian, hal ini terdengar sepele. Namun bila direnungkan lagi, ternyata ada nilai-nilai tersembunyi di balik keyakinan itu.
Bahwa seorang raja yang sanggup memetik bunga Wijaya Kusuma, dipastikan ia adalah seorang yang mentalnya tergembleng dengan baik. Sebab untuk dapat memetik bunga Wijaya Kusuma dalam keadaan mekar, seseorang harus memiliki kesabaran tinggi. Bunga Wijaya Kusuma hanya akan mekar sesaat dan waktunya pada malam hari saja.
Dan mekarnya kelopak bunga misterius ini tidak dapat diperkirakan waktunya. Belum tentu dalam setahun bunga ini akan mekar. Maka, seorang raja yang berhasil memetik bunga ini, berarti dia telah melewati penantian yang panjang dengan penuh kesabaran dan perjuangan yang berat. Sebab ia tidak tumbuh disembarang tempat.
Tempat Keramat
Ada beberapa tempat di Cilacap yang dari zaman Kerajaan Mataram hingga Orde Baru berkuasa, secara berkala disambangi para petinggi negara, terutama bila mereka tengah menghadapi persoalan berat. Tempat-tempat ini sangat dikeramatkan. Para pejabat itu kadang datang sendiri secara diam-diam, namun terkadang menyuruh utusan.
Di lokasi keramat Jambe Pitu dan Jambe Lima di sebuah bukit di Srandil, Kec. Adipala atau sekitar 15 km arah timur Kota Cilacap, serta Gua Masigit Selo dan Pulau Majethi, Nusakambangan, mereka bersemadi mengharap wahyu yang berisi petunjuk untuk menyelesaikan persoaannya. Di pulau Majethi, Nusakambangan inilah bunga Wijayakusuma tumbuh.
Kisah kesaktian bunga Wijayakusuma sendiri tercatat dalam Babad Tanah Jawa. Tidak hanya raja-raja Mataram yang wajib mendapatkan pusaka itu agar singgasananya langgeng. Namun sebelumnya, keturunan Majapahit pun mencari bunga ini. Keberadaan bunga Wijayakusuma, kecuali di lokasi terpencil dan terjal, juga dijaga pasukan gaib yang bermarkas di Jambe Pitu dan Jambe Lima.
Itulah sebabnya, tidak sembarang orang bisa ke sana, apalagi mendapatkan bunga itu. Hanya orang-orang tertentu dan memiliki kelebihan khusus yang bisa mendapatkannya. Pada jaman raja-raja Mataram dulu, untuk bisa memperoleh bunga Wijayakusumah ini harus memenuhi beberapa persyaratan.
Diantaranya jalan kaki dari Kartosura (Solo) terus menyusuri Boyolali, Magelang, Temanggung, Cilacap dan kemudian menyeberang ke Pulau Majethi. Bunga yang berhasil dipetik dimasukkan dalam bokor kencana dan selama perjalanan pulang. Para abdi dalem yang mengawal tidak boleh membuka. Hanya raja yang boleh membuka untuk memastikan bunga itu sungguhan. Kisah seperti ini berlangsung hingga tahun 1894 di saat raja Mataram dijabat Sri Susuhunan X.
Bunga wijayakusuma, kembang malam yang misterius. Setiap kali mendengar bunga wijayakusuma yang kerap terlintas adalah sebuah bunga yang misterius dan bunga yang mekar hanya di malam hari. Ya, malam dan misterius inilah yang kemudian membuat bunga yang satu ini menjadi terkenal bahkan sarat dengan mitos.
Meski terkenal di Indonesia, khususnya Jawa, bunga wijaya kusuma bukanlah tanaman asli Indonesia atau malah tanaman endemik Indonesia. Tanaman ini berasal dari daratan Amerika Selatan yang kemudian tersebar ke berbagai wilayah di dunia termasuk ke Indonesia. Konon bunga ini masuk ke Indonesia melalui China pada masa kerajaan Majapahit.
Nama latin tumbuhan ini adalah Epiphyllum oxypetalum. Namun ada juga yang menganggap nama latin wijayakusuma adalah Epiphyllum anguliger. Keduanya spesies yang berbeda namun memiliki ciri-ciri yang hampir serupa. Hanya bentuk daun E. anguliger berlekuk-lekuk, sehingga kerap disebut juga sebagai ‘kaktus balung iwak’.
Bunga wijayakusuma (Epiphyllum oxypetalum) disebut juga sebagai bunga ‘ratu malam’ dan bakawali (Melayu). Dalam bahasa Inggris kerap dinamai sebagai Dutchman’s Pipe, kardable, danNight Queen. Nama latinnya, Epiphyllum oxypetalum, mempunyai beberapa sinonim, diantaranya adalah :
Cactus oxypetalus Moc. & Sessé ex DC.
Cereus latifrons Zucc.
Cereus oxypetalus DC.
Epiphyllum acuminatum K.Schum.
Epiphyllum grande (Lem.) Britton & Rose
Epiphyllum latifrons (Zucc.) Pfeiff.
Epiphyllum oxypetalum var. purpusii (Weing.) Backeb.
Epiphyllum purpusii (Weing.) F.M.Knuth
Phyllocactus acuminatus (K. Schum.) K. Schum.
Phyllocactus grandis Lem.
Phyllocactus latifrons (Zucc.) Link ex Walp.
Phyllocactus oxypetalus (DC.) Link
Phyllocactus purpusii Weing.
Ciri dan Karakteristik Bunga Wijayakusuma
Tumbuhan wijayakusuma merupakan spesies anggota kaktus (famili Cactaceae). Batangnya, berbentuk silindris, terbentuk dari helai daun tua yang mengecil dan mengeras. Tinggi batang dapat mencapai hingga 3 meter. Daun wijaya kusuma berbentuk pipih dan memanjang, berwarna hijau dengan permukaan halus tanpa duri dan tepi daun yang bergelombang. Panjang daun berkisar antara 10-15 cm. Pada tepi daun ini dapat tumbuh daun baru ataupun bunga.
Bunga wijaya kusuma muncul dari tepi daun berupa kuncup yang makin lama makin panjang tangkai bunganya hingga bunga itu menjuntai ke bawah. Bunga berdiameter 10 cm berwarna putih dan berbau wangi. Sedangkan tangkai dan kuncup bunga berwarna merah muda. Wijayakusuma mempunyai buah berbentuk bulat, berwarna merah dengan biji hitam. Perkembangbiakannya bisa menggunakan biji maupun stek daun.
Keunikan wijayakusuma yang kemudian menjadikannya sarat dengan mitos adalah kebiasaan berbunganya yang hanya terjadi di malam hari. Kuncup bunga mekar pada tengah malam dan sudah layu menjelang pagi hari. Karena itulah wijayakusuma disebut sebagai ratu malam atau night queen.
Tanaman ini dapat tumbuh di daerah dengan iklim sedang hingga tropis.
Mitos dan Legenda Bunga Wijaya Kusuma
Bunga dari tanaman ini syarat dengan berbagai mitos. Mulai dari nan kedengarannya sederhana sampai nan terdengar serius. Menurut berbagai cerita, kembang dari tanaman ini seperti kembang pembawa rezeki . Jika di halaman rumah Anda tumbuh tanaman ini, kemudian berbunga dan banyak bunganya, syahdan Anda akan mendapatkan rezeki nan banyak.
Sebab, ada juga nan menanam tanaman ini bertahun-tahun namun tak juga kunjung berbunga. Ada juga nan bilang hanya berbunga satu tahun sekali. Namun, ada juga nan mendapatinya sering berbunga. Hal tersebut sering kali dikaitkan dengan mitos rezeki seperti nan sudah disebutkan sebelumnya.
Konon, zaman dahulu di beberapa daerah, sosok raja selalu dikaitkan dengan kembang wijaya kusuma. Dahulu, di kalangan kerajaan keraton, dipercaya bahwa salah satu syarat nan harus dipenuhi seorang raja nan akan naik tahta, yaitu dengan memiliki sekuntum kembang wit wijaya kusuma.
Wit wijaya kusuma itu sendiri mengandung arti, wit berarti nan membuat tegak kembang itu. Artinya tabiat nan teguh, bermanfaat, dan berguna bagi umat manusia. Sementara wi artinya menguasai segala ilmu, meliputi ilmu tata lahir dan batin. Jaya berarti menang sedangkan kusuma artinya tegak.
Tanaman wijaya kusuma, saat masih dikatakan sangat langka, hanya ada di Bahari Anakan Cilacap. Tanaman ini tak setiap waktu didapati berbunga dan tak sembarang orang juga bisa mengambilnya. Syahdan hanya dapat diambil dengan cara meditasi, minta petunjuk kepada Sang Mahakuasa agar bisa mengambil tanaman itu dalam keadaan berbunga dan bisa mengambil bunganya.
Cara mengambilnya pun dipercayakan kepada orang-orang sakti suruhan raja. Simbolisme dari kembang wijaya kusuma ini diharapkan akan menimbulkan perasaan tenteram dan damai, membuat terang hati manusia, tak berperilaku sewenang-wenang, serta tak mementingkan diri sendiri.
Khasiat dan Mitos Kembang Malam Wijayakusuma
Banyak mitos yang menyertai bunga wijayakusuma. Dalam budaya Jawa bunga ini dipercaya sebagai pusaka keraton Dwarawati titisan Dewa Wisnu. Bahkan di lingkungan keraton Yogyakarta dan Surakarta, dipercaya bahwa seorang raja yang hendak naik tahta harus memiliki bunga ini dalam keadaan mekar.
Sebagian juga mempercayai bahwa bunga wijayakusuma merupakan bunga ghaib. Bahkan bagi siapa saja yang dapat melihat mekarnya bunga ini akan mendapatkan rizki yang berlimpah.
Mekar di saat yang sulit diprediksi
Bunga wijayakusuma mekar pada waktu yang tidak dapat ditentukan. Namun secara umum bunga dari tanaman yang masuk ke dalam keluarga kaktus-kaktusan ini mekar pada saat malam hari. Saat mekar, bunga wijayakusuma akan mengeluarkan wangi yang sangat semerbak seperti halnya bunga sedap malam.
Memiliki khasiat menyembuhkan beberapa penyakit
Bunga wijayakusuma dipercaya dapat digunakan sebagai ramuan herbal untuk mengobati beberapa penyakit. Berdasarkan referensi yang terdapat dalam Wikipedia Indonesia, diketahui bahwa bunga wijayakusuma berkhasiat untuk mengobati luka abses, menetralkan pembekuan darah (angin duduk), dan meredakan rasa sakitnya, bisul, antiradang, pendarahan, tuberkolosis, batuk, muntah darah, dan asma.
Di balik berbagai mitos yang menyertai bunga misterius ini, yang pasti wijayakusuma merupakan tanaman obat yang telah dimanfaatkan masyarakat Indonesia sejak lama. Beberapa khasiat bunga ini antara lain mampu meredam rasa sakit, menetralisir pembekuan darah, dan menyembuhkan luka abses. Selain itu, Wijayakusuma mempunyai manfaat sebagai obat anti radang, obat batuk, juga pendarahan (hemostatis), dan mengatasi batuk asma, batuk darah, hingga muntah darah.
Memiliki hubungan erat dengan penguasa masa silam
Di kalangan keraton Kasunanan Surakarta dan Yogyakarta, bunga wijayakusuma dipercaya memiliki hubungan erat dengan raja-raja Majapahit di masa silam. Masyarakat disana berkeyakinan bila bunga ini memiliki kekuatan magis yang cukup besar sehingga raja-raja tempo dulu diwajibkan memiliki sekuntum bunga wijayakusuma yang ia peroleh dari tanaman yang ia tanam sendiri.
Mitos tentang mekarnya bunga wijayakusuma
Timbul mitos yang menyebutkan bila seseorang yang tanpa sengaja menyaksikan mekarnya bunga wijayakusuma, maka orang tersebut akan mendapatkan kebaikan di hari selanjutnya, baik berupa rezeki yang berlimpah, kesehatan, kebahagiaan, dan hal-hal positif lainnya. Secara ilmiah, mitos ini memang tidak bisa diterima begitu saja, namun pada beberapa kejadiaan, mitos tentang mekarnya bunga wijayakusuma memang terbukti dari beberapa kesaksian.
TOMBAK KANJENG KYAI WIJAYAKUSUMA
TOMBAK Kanjeng Kyai Wijayakusuma merupakan tombak pusaka turun-temurun dari raja dan tombak tersebut juga merupakan tanda bukti sebagai raja yang berkuasa. Asal-usul Tombak Kanjeng Kyai Wijayakusuma adalah tombak pusaka Panembahan Senopati yang dibuat oleh delapan orang empu yang tersohor pada waktu itu. Dapur tombak tersebut adalah Sekar Wijayakusuma, dibuat berlapis emas dengan pamor Segara Mambeg atau di sebut juga Pamor Tumpuk.
Setiap raja jawa keturunan Panembahan Senopati setelah upacara penobatan akan pergi mencari Sekar Wijayakusuma yang hanya tumbuh di Pulau Bandung di Samudra Selatan. Tak lain tujuannya adalah untuk melengkapi persyaratan sebagai raja dan agar dapat memerintah dengan bijaksana dan berwibawa. Sekar Wijayakusuma hanya mekar pada saat-saat tertentu dan hanya mekar satu kali pada tengah malam. Ketika mekar, Sekar Wijayakusuma tidak dapat dibedakan batang dan daunnya, dan bunganya tumbuh langsung pada lekukan daun.
Sang raja akan memohon petunjuk Tuhan untuk menentukan siapa yang akan diutus mencari Sekar Wijayakusuma dan menetukan hari baik untuk mulai melaksanakan pencarian. Utusan sang raja berjumlah delapan orang. Setelah kedelapan utusan disucikan dengan laku tapa brata, pada hari yang telah ditentukan mereka akan berjalan menuju arah selatan sampai ke laut selatan. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan berlayar menuju pulau Bandung.
Kedelapan utusan akan terus mencari Sekar Wijayakusuma dan tidak akan kembali sebelum mendapatkannya. Bila berhasil, Sekar Wijayakusuma dibawa ke kerajaan dan dipersembahkan kepada raja sebagai lambang keberhasilan. Dalam bahasa Sansekerta, Sekar Wijayakusuma berarti kemenangan dan kemuliaan.
Selanjutnya Sekar Wijayakusuma disimpan dalam ruang pusaka di mana Tombak Kanjeng Kyai Wijayakusuma juga tersimpan. Tombak Kanjeng Kyai Wijayakusuma selalu mengeluarkan daya saktinya, tidak hanya dalam keadaan berbahaya atau terpaksa. Tombak tersebut selalu menumpuk kebaikan dan memancarkan kemuliaan.
Konon Sekar Wijayakusuma merupakan pusaka dari Sri Kresna yang berkhasiat untuk menghidupkan orang yang mati sebelum takdirnya. Seusai menyelesaikan tugas di Mayapada dan kembali ke asalnya secara moksa, Sri Kresna mewariskan Sekar Wijayakusuma kepada raja karena bunga itu masih dibutuhkan di Mayapada. Tujuan Sri Kresna adalah agar raja menyimpan bunga itu, agar para raja dapat memerintah dengan bijaksana dan mulia. Selanjutnya Sekar Wijayakusuma dilambangkan dengantombak pusaka dapur Sekar Wijayakusuma dengan pamor Segara Mambeg.
Wallohul Waliyyut Taufiq Ila Sabilul Huda
wiyonggo seto di 02.28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar