Tadabbur Al-Fātiĥah
JUL
11
ALI ANTONI
(Ayat 1 – Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.)
*Hasil baca :
Ayat ini sebagai awal pembuka kitab suci, dimana Allah hanya punya cinta. Tak menyeramkan, tidak sadis, tidak mengerikan, dan bukan raja tega.
Agama itu adalah sarana untuk menghayati cinta Tuhan, bukan malah untuk menakut-nakuti banyak orang, dengan mengatakan bahwa Tuhan sangatlah kejam dan gemar menyiksa.
(Ayat 2 – Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.)
*Hasil baca :
Allah bukan hanya Tuhan orang Islam, agama apapun tetap memiliki Tuhan Allah, walau mereka tidak mengakui, atau memiliki sebutan nama lain. Sebab tak mungkin Tuhan berjumlah banyak. Dan semesta alam ini melalui ‘bahasa’nya sendiri-sendiri selalu memuji Allah, kecuali manusia, lebih sering memuji uang, kesenangan, pangkat, dan bagi laki2 seperti saya : perempuan.
(Ayat 3 – Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.)
*Hasil baca :
Maha Pemurah ini berarti semua makhluk diberi oleh Allah, tanpa kecuali, termasuk iblis, virus, orang jahat, munafik, murtad, dsj, namun Maha Penyayang ini, tak semua mendapatkan dariNya.
(Ayat 4 – Yang menguasai di Hari Pembalasan.)
*Hasil baca :
Pembalasan itu bisa baik dibalas baik, buruk dibalas pedih. Hari pembalasan itu bisa jadi kiamat, bisa jadi alam kubur, bisa jadi di sini, di atas tanah ini, ketika manusia masih hidup. Saudara kita lain menamai sebagai karma, atas hal ini.
(ayat 5 – Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.)
*Hasil baca :
Tuhan membuat redaksi memakai bahasa manusia. Teknik ini untuk mendekatkan teks pada pembaca, agar ia mengalami, tidak berjarak.
Dalam teks ini, manusia diperintahkan buat menyembah Allah, bukan materi dunia, dan konsekuensi atas hal itu, Allah akan memberi pertolongan. Dengan kata lain, orang yang menyembah Allah pasti mendapat pertolongan.
Hanya saja pertolongan Allah ini berlapis, tidak linier. Tak hanya kenikmatan. Ada orang yang ditolong oleh Allah melalui banyaknya masalah, atau terselesainya masalah. Ada yang ditolong oleh Allah melalui kesempitan dan kepahitan. Tergantung siapa orangnya. Rasul dan Ahlul Bait adalah contoh betapa Allah menolong mereka tak dalam bentuk kemewahan, kaya raya, kesenangan, pangkat yang abadi, dan kenikmatan duniawi lainnya.
Maka bagi yang hidupnya mendapat kelonggaran, jangan GR kalau itu adalah pertolongan dari Allah. Namun sebaliknya kalau menderita, juga jangan GR itu dari Allah. Hidup tidak sebercanda itu. Perlu merenungi diri secara mendalam, apakah diri ini dapat pertolongan dariNya, sebab apakah diri ini sudah hanya menyembah padaNya?
(Ayat 6 – Tunjukilah kami jalan yang lurus.)
*Hasil baca :
Kalau menurut saya, ayat ini berarti kuatkanlah hamba (kami) untuk mengikuti jalannya orang-orang yang istiqomah.
Ini ayat enggak main-main, tapi sering saya bacanya dengan santai dan enggak serius. Sebab jalan orang istiqomah (atau yang sering disebut lurus) ini pasti tidak mudah. Sakit.
Kalau boleh ngomong, pas baca ayat ini, Tuhan merasa menjawab, “Ah tenane? Yang bener? Becanda nih orang.”
Minta tunjukin, ntar dah ditunjukin malah lari menghindar. Karena emoh dengan tugas yang bakal berat yang dijalanin. Karena ini bukan jalan nafsu, bukan jalan orang yang enak-enakan cuma cari senang.
Lebih detail tentang jalan ini, ada di ayat berikutnya :
(Ayat 7 – yaitu orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk; bukan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula mereka yang sesat.)
* Hasil baca :
Pada kenyataannya, saya berkebalikan dengan dua ayat ini, minta jalan lurus, tapi kelakuan malah iri dengan mereka yang dimurkai Tuhan dan tersesat.
Hmm, semoga Tuhan mau memahami dan bersabar atas munafiknya saya ini, sehingga besok kalau masuk neraka, enggak pedih-pedih banget saya disiksa, amin.
##
Tidak ada komentar:
Posting Komentar